Rabu, 15 Juni 2011

Suku cadang alternatif Minerva

Gear Set
Rantainya berukuran tebal 428H dan panjangnya 128 mata. Itu sama dengan bawaan Honda Mega Pro. Begitu juga gear depan-belakangnya bisa manfaatkan produk Honda itu. Soal harga Rp 230 ribu (orisinal Mega Pro) dan Rp 220 ribu (KW).

Kampas Rem

Kalo peranti ini, tentu bisa mengandalkan punya bebek. Salah satunya bawaan Honda Supra X125. Karena sistem dan modelnya sama. Orisinalnya dibanderol Rp 34 ribu. Sedang menebus onderdil KW-nya, tinggal rogoh kocek Rp 15 ribu.

Kampas Kopling

Untuk ganti part ini, ternyata bisa dilakukan dengan mencomot milik Honda Supra Fit. Soal harga beli komponen aslinya yang dipakai Supra Fit, tinggal bayar Rp 80 ribu dan yang KW-nya Rp 60 ribuan.

Per Kopling
Di 150R, perangkat yang berfungsi sebagai penekan kampas kopling ini jumlahnya 5 buah. Tapi bila dilihat dari tingginya yang 35 mm, per kopling 150R bisa pakai punya Honda GL Pro. Aslinya GL Pro dijajakan Rp 10.200/buah. Jadi kalau dikalikan 5, sama dengan Rp 61 ribu.

Keteng

Jumlah mata rantainya di 150R ada 98 mata. Nah milik Honda Supra Fit bisa diandalkan sebagai substitusi. Di toko onderdil motor, harga keteng orisinal Supra Fit Rp 30 ribuan.

Piston
Lagi-lagi bisa mengadopsi milik Honda GL Pro. Hal tersebut karena setelah dilakukan pengukuran, diameter seher sama-sama 61 mm. Pun demikian soal garis tengah pin, yang ternyata seukuran (15 mm). Bila beli yang orisinal, siapkan dana Rp 373 ribu (piston standar). Bila sekalian ganti pin, maka tambahkan Rp 82 ribu.

CDI

Bila onderdil dalaman banyak pakai barang Honda, maka di pengapian orisinal 150R yang pakai merek BRT bisa pakai bawaan Suzuki. Dengan pick-up pulsar 14 mm, maka CDI Shogun 110 lawas yang bisa dipakai. Selain itu, juga bisa pakai CDI aftermarket BRT tipe Hyperband untuk Shogun 110. Harganya Rp 400 ribu.

Sumber :Penulis/Foto: oct/uky - otomotifnet.com

Kiat Sukses Wirausaha

INGIN merasa mandiri finansial dan merdeka secara waktu? Ukir saja karier sebagai entrepreneurship. Selain fulus mengalir, Anda pun turut memberdayakan lingkungan dengan terciptanya lapangan kerja yang mampu menyerap sumber daya masyarakat sekitar.

Banyak orang merasa rendah diri dan tidak berani maju menjadi entrepreneur karena merasa tidak berbakat. Padahal, entrepreneurship bukanlah menyoal bakat karena dapat dipelajari dan dilatih. Khususnya wanita yang dianugerahi emotional quotation (EQ) atau kekuatan kesadaran (passion) dan impian untuk pantang menyerah berjuang guna meraih cita-citanya.

Namun, tentunya tidak hanya faktor itu saja yang mesti dikesepankan. DR BRA Mooryati Soedibyo memaparkan sembilan kiat yang didasarkan pada filosofi Jawa berikut ini.

Toto

Yakni seseorang tersebut mesti memiliki kemampuan untuk menata diri dan juga orang lain. Sikap ini sangat diperlukan karena terjun sebagai entrepreneurship adalah mengukir karier sebagai pemimpin, baik pada diri sendiri maupun orang lain yang kelak menjadi anak buahnya.

Titi (akurat)

Seorang entrepreneur diharapkan memiliki keakuratan sehingga dapat menjalani bisnis dengan lancar.

Titis (mengena)

Setiap jiwa tentu memiliki tujuan tertentu, begitupun dengan entrepreneur. Untuk menjadi pebisnis yang sukses, dia pun mesti menancapkan tujuan dengan jelas dan dibarengi dengan sebuah tindakan nyata.

Tatak (berani)

Seorang entrepreneur harus berani bersikap, berani bertanggung jawab, dan berani menerabas segala risiko. Jadi, kesampingkan rasa takut ataupun cemas akan sebuah kegagalan. Dengan bersikap berani, Anda dapat leluasa memainkan peran yang membantu kelancaran bisnis Anda.

Tatas (efektif)

Berpikir dan bertindaklah secara efektif. Orang yang berbuat dengan satu pemikiran yang kuat akan berhasil.

Tetep (konsisten)

Dunia bisnis penuh dengan gejolak, namun Anda perlu konsisten dengan passion bisnis yang Anda pilih. Meski terkadang pasang surut alias fluktuatif, tapi Anda tetap bertahan dengan “passion” Anda tersebut dan tidak mudah dipengaruhi atau terombang ambing orang lain.

Tanggap (responsif)

Pebisnis sukses meski memiliki jiwa yang responsif alias tanggap dengan peluang yang ada di depan mata. Ketika Anda menemukan sebuah peluang, maka segera eksekusi peluang tersebut menjadi sebuah celah rejeki yang bisa diberdayakan.

Teguh

Jiwa pebisnis mesti kokoh dan tidak boleh diombang ambing, teguh dalam mengambil keputusan dan harus pantang menyerah serta mampu mengubah kekurangan menjadi sebuah keistimewaan yang berdaya saing.

Trengginas

Seoramg entrepreneurship harus tampil aktif, terampil dan serba bisa mulai dari menciptakan ide, memproduksi hingga mempromosikannya. Dia tidak pernah lelah berkarya dan selalu mengisi waktu dengan berbagai aktivitas.
Dwi Indah Nurcahyani - Okezone

Nasib Pribumi Semakin Memprihatinkan

Salam sejahtera untuk saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Pada kesempatan kali ini saya akan mengungkapkan uneg-uneg dan harapan yang tentunya dirasakan juga oleh rakyat Indonesia.
Mungkin sudah tidak ada cara lagi bagi rakyat, apalagi rakyat kecil seperti ini untuk mengeluarkan pendapatnya. Negara yang demokrasi ini sudah semakin jauh dari dasarnya. Telah banyak fakta, jika rakyat kecil mengeluarkan aspirasi tak pernah dilirik sedikitpun oleh para penguasa negeri. Yang ada malah kita dicekal. Padahal Negara demokrasi.
kali ini saya akan mengangkat tema nasib pribumi yang semakin memprihatinkan.
Sebutan Pribumi yang artinya rakyat Indonesia kini menjadi tabu bahkan seperti lebay, padahal kata itu sungguh sarat akan makna.
Kini nasib pribumi semakin tergeser oleh bangsa asing yang mendiami Negara tercinta ini. Kebijakan pemerintah yang tidak masuk akal pun tambah mempersulit untuk menegakkan keadilan di Negara yang Gemah Ripah Loh Jinawi ini.
Mereka yang diatas lebih menghargai dan mementingkan orang asing daripada saudara pribuminya sendiri. Hal itu semata2 hanya demi uang.
Coba saudara2 berjalan dimanapun dan tengoklah kanan-kiri. Diskriminasi semakin terlihat disitu.
Disalah 1 event terbesar nasional, yang tujuannya menjadi pesta rakyat pribumi kini malah dikuasai orang asing. Sungguh aneh dan memprihatinkan.
Orang2 itu menguasai 90% event, bahkan tempat parker, registrasi masuk, stand nya pun yang ada ya bangsa lain. Bukannya orang Indonesia sendiri. Event terbesar dan berada di ibukota Negara malah dikuasai orang asing. Trus mw jadi apa Negara ini?????
Sama saja kita menjadi tamu di Negara sendiri. Sadarkah para penguasa Negara kalau sebenarnya kita sedang dijajah?
Aset2 BUMN pun dijual ke pihak asing. Tidak bisa terbayangkan apa yang akan terjadi 5-10 tahun lagi. Bisa2 negara Indonesia hanyalah menjadi nama semata, sedangkan orang2 nya berubah jadi warga asing.
Untuk pekerjaanpun rakyat pribumi di diskriminasi. Kenapa orang asing yang baru masuk jabatannya bisa lebih tinggi dibanding orang Indonesia yang sudah 17 tahun kerja disitu?
Padahal rakyat Indonesia sudah diakui kepandaiannya. Hal ini terbukti peraih olimpiade internasional 70% Indonesia juara.
Sungguh memprihatinkan Negara ini.
Marilah saudara2Q, kita sisingkan lengan baju untuk merubah Negara ini bersama-sama.
Jangan sampai kita dijajah untuk kesekian kalinya.
(by:Dedy)